Halaman

Sang Pamomong Sejati

Siapakah sesungguhnya sang pamomong sejati itu?
Ini hanya sekedar renungan kecil dari sebuah perjalanan yang memberi inspirasi pada tulisan ini.
Menjelang empat belas tahun belajar untuk mengerti, memahami, mengenali diri ini, dalam arti yang sesungguhnya. Tiada yang tahu proses ini kecuali Sang KHALIQ. Yang penulis dengar dan itupun tidak memahaminya, bahwa "ALLAH menciptakan Adam (manusia) sesuai dengan gambaran ALLAH itu sendiri".
Tidak hanya sekedar akliah dan rokhaniah untuk bisa membedah siapa sesungguhnya diri ini. Ada rasa jati, jati-nya (ning) rasa yang terlibat didalamnya. Didalam diri manusia sesungguhnya telah ada Sang Pamomong Sejati yang selalu menyertainya. Ia adalah cermin sekaligus gambaran manusia sesungguhnya. Ia adalah guru sejati (ilmi sejati) bagi manusia itu sendiri. Ia selalu mengingatkan jika yang di asuh berlaku tidak semestinya. Ia akan merintih kesakitan sepanjang masa jika yang diasuh berlaku semaunya. Ia membawa beban berat amanah yang diembannya untuk menyelamatkan asuhan-nya. Ia tidak akan tidur sebelum yang diasuh tertidur. Ia akan lebih dulu bangun sebelum yang diasuh terbangun. Ia adalah salah satu dari keempat nafsu yang ada pada diri manusia. Dialah "Sang Rasa Sejati" pemegang Alief istiqomah (mutmainah) yang bersifat ke-TUHAN-an. Perang terbesar adalah melawan diri sendiri. "Itu sabda Rosulullah". Perang bukan untuk membunuh atau mematikan ketiga rasa, tetapi menjinakkan untuk ditidurkan-nya. Mengutip kalimat para bijak dalam bahasa jawa;
   * Ojo siro luwih dhisik turu lamun momonganiro durung turu.
   * Ojo siro kedisik-an tangi katimbang momongan-iro luwih dhisik tangi.
Untuk bahasa Indonesia -+ mungkin seperti ini;
   * Janganlah kamu lebih dulu tidur sebelun yang kau asuh tertidur.
   * Janganlah kamu kedahuluan bangun dari pada yang kau asuh terbangun.
"Untuk para ahli bahasa, mohon disempurnakan". Kita sering dengar kalimat-kalimat salah tapi lumrah. Kita sering merekayasa kesalahan menjadi pembenaran. Kita sering bertaruh rasa dengan Allah tentang pembenaran menurut akliah kita. Kita sering tidak mau mendengarkan Sang Pamomong Sejati (nurani) kita. Dalam kesempatan yang baik di bulan suci ini, kita semua berharap mudah-mudahan Allah membuka pintu hati ini, agar bisa membedakan antara khaq dan bathil, benar dan salah dalam arti yang sesungguhnya.
Amin,,,
Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, sama sekali tidak bermaksud menggurui, apalagi minteri. Ini hanya sekedar berbagi rasa, dan jika ada yang lebih tahu, mohon bersedia melengkapi agar lebih bermakna dan bermanfaat bagi kita semua.
Kami beserta keluarga mengucapkan selamat Idul Fitri,
mohon maaf lahir batin

2 komentar:

  1. Selamat memasuki Bulan Suci Romadhon 1433 H, Kangmas, Semoga Allah SWT memberikan hidayah, inayah dan barokah Nya untuk Kangmas sekeluarga. Sehingga bisa melaksanakan ibadah Puasa Raomadhon tahun ini selama sebulan penuh. Amin. Salam sahabat....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih diajeng,, dengan ucapan sama tentunya. Selamat menanti bulan suci yang selalu dirindukan muslim sejati. Pendadaran satu bulan penuh untuk dipraktekkan 11 bulan kedepan. Amin,,,

      Hapus

Terima kasih atas kunjungannya