Halaman

Inovasi Kita

Sesengughnya Kita Lebih Besar Dari Yang Kita Kira
Hanya saja tidak semua orang memahami hal ini. Terutama yang berkaitan dengan impian, keinginan dan cita-cita.

Ketika masih anak-anak ditanya, nanti kalau sudah besar mau jadi apa...? dengan sangat pd-nya anak-anak itu menjawab, mau jadi Presiden, Dokter, Insinyur, Pilotdan lain sebagainya yang berhubungan dengan hal-hal besar dan kesuksesan.
Itu kan anak-anak...?! yang realistislah....! Ok..., saya setuju itu, tapi bukan itu maksudnya. Yang dimaksudkan disini, ketika kita masih anak-anak memilki keberanian untuk mengatakan, saya ingin, saya mau-jadi........
Setelah dewasa, dokumen penting berupa kalimat-kalimat positif yang telah ter-rekam itu seolah lenyap dari memori tempat penyimpanan.
Kenapa bisa demikian...? Ada banyak hal yang bisa mempengaruhinya. Dari pola hidup, gaya, pergaulan, linkungan dan kondisi keluarga. Dengan siapa kita bergaul, dilingkungan seperti apa kita bertempat tinggal, itu akan berpengaruh sangat besar terhadap kualitas kita sebagai manusia.
Kembali ke-kalimat-kalimat positf yang telah ter-rekam seolah hilang. Untuk menemukan kembali dokumen itu, yang dibutuhkan adalah sebuah keberanian untuk meng-inovasi dan merevolusi diri kita sendiri. Keberanian untuk mengatakan, Ya saya bisa, saya mampu, saya siap. Jangan pernah lagi memasukkan kalimat-kalimat negatif dan pesimis ke memori kita hanya untuk menjadi kambing hitam atas kegagalan kita.
Kita boleh bermimpi, kita boleh punya keinginan setinggi apapun asal sesuai dengan kapasitas kita sebagai manusia.
Tapi ingat ya...! keinginan dan impian itu bisa terpenggal hanya dengan kalimat, waaah kalau itu saya belum siap, yang ini bukan level saya, itu bukan porsi saya, kapasitas saya bukan disitu, sebenarnya yang ini saya minat sekali tapi sibuk, ga ada waktu, kapan-kapan sajalah. Lha terus gimana...? kapan...? entahlah...!
Dengan tidak disadarinya bahwa itu sesungguhnya kalimat pemenggal asa, keinginan dan impian kita.
Harapan dan kesempatan pada setiap orang itu pasti ada. Tetapi bagi kebanyakan orang melewatkan begitu saja dan setelah kesmpatan itu diambil orang lain, baru dikemudian hari berdalih, seandainya waktu itu saya yang ambil kesempatan itu, saya pasti sudah seperti dia. Tapi waktu itu kan saya sibuk sekali, ga ada waktu, belum siap, memang nasib, dan masih banyak lagi alasan-alasan untuk pembenaran diri.
Walaupun itu hanya sebuah kalimat, entah itu positif atau negatif, akan berpengaruh sangat dahsyat terhadap diri kita.
Apa yang kita pikirkan, itulah diri kita

          Selamat




    Ronny Bhayuda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya